Pilihan Berat Junaidi Mencari Pendamping
BENGKULU, BE - Tidak mudah mencari pendamping. Gubernur H Junaidi Hamsyah dihadapkan pada pilihan yang berat memilih calon wakil gubernur. Setidaknya sudah ada 3 nama yang direkomendasikan Majelis Tinggi Demokrat yaitu Dian Syahroza (Anggota DPR RI), Sultan B Najamudin (Anggota DPD RI) dan Edison Simbolon (Ketua DPD Demokrat).
Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan 4 rekomendasi yaitu Sultan B Najamudin, Drs Asnawi A Lamat MSi (Sekda Provinsi), Firduas Djailani (Angota DPRD Provinsi) dan Dr Khiril MPd (Rektor UMB).
Dari sekian bakal calon, Sultan B Najamudin dipastikan memiliki tiket sebagai Cawagub, karena dia merupakan adik kandung Agusrin M Najamudin (Mantan Gubernur). Saat ini, Junaidi harus memilih satu nama lagi, untuk bersaing dengan Sultan. Siapakah yang akan dipilih Junaidi?
Hingga saat ini masih misteri. Setidaknya ada skenario siapa calon Wagub, yaitu Sultan-Khairil, Sultan-Edison, Sultan-Dian, Sultan- Asnawi, Sultan-Firdaus.
Junaidi saat dikonfirmasi belum memutuskan pilihan. Karena rekomendasi dari PAN belum sampai ditangannya. \"Kita masih menunggu PAN, karena sesuai undang-undang PAN juga harus mencalonkan,\" ujar Junaidi. Sedangkan Asnawi mengaku tetap optimis meski pasrah dengan keputusan gubernur. Ia mengaku tidak melakukan pendekatan apapun dengan gubernur. \"Tidak ada pendekatan-pendekatan. Kita tidak bisa intervensi,\" ujar Asnawi.
Disisi lain, Direktur Bengkulu Develoment Wacht (BDW) Dian Syahputra SIP menilai, jika Sultan B Najamudin yang merupakan representatif kader Demokrat. Maka, peluang Dr Khailril MPd semakin besar, karena merupakan representatif kader PAN. Sehingga calon Wagub mewakili masing-masing partai pengusung. \"Tapi, itu semua tergantung gubernur, siapa yang dianggap pantas dan cocok mendampinginya, karena PAN mengusulkan 4 nama,\" ujar Dian.
Ia mengatakan gubernur harus mengambil keputusan yang tepat dalam memilih calon Wagub. Selain harus, harus bisa menjelaskan kepada masyarakat terkait pilihannya tersebut. \"Karena setiap pilihan, pasti ada alasan. Maka alasan itulah yang harus dijelaskan kepada masyarakat, agar tidak menimbulkan gejolak,\" tuturnya. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: